Tradisi Anggun Dodang








     KUTACANE (01 Januari 2015),  Pada setiap daerah di Indonesia pasti mempunyai tradisi atau syair tertentu untuk menina-bobokkan anaknya seperti Do do Daidi (Aceh), Pok Na ne (Gayo), Nenggung (Palembang), Butet (Batak) dll.
tak terkecuali pada suku Alas, yang mendiami wilayah di sekitaran Gunung Leuser dan di aliri sejuknya air sungai Alas. tradisi menina-bobokkan anak ini dikenal dengan sebutan Anggun Dodang (Mengayunkan tempat tidur bayi), syair-syairnya berupa harapan kepada sang anak agar menjadi orang yang tak hanya sukses didunia tetapi juga sukses diakhirat. awal mula tradisi ini belum dapat dipastikan kapan dimulainya. tetapi, menurut saya tradisi ini mungkin ada pengaruhnya dari tradisi do do daidi tradisi dari Aceh, yang berkembang di tengah perang Aceh melawan Belanda ini dapat kita liat dari sepenggal syairnya yang mana menyatakan situasi atau keadaan pada waktu itu :

Beurijang rayeuk muda seudang
(cepatlah besar jadi seorang pemuda/ remaja)
Tajak bantu prang ta bela Nanggroe
kita bantu berperang membela Nanggroe (Bangsa)

Wahe aneuk bek ta duek le
Wahai anakku, janganlah duduk & berdiam diri lagi
Beudoh sare tabela bangsa
mari bangkit bersama kita bela bangsa
Bek ta takot keu darah ile
janganlah kita takut jika darah mengalir
Adak pih mate po ma ka rela
andaikan mati, Ibu sudah rela

Itu lah sepenggal syairnya, Tanoh Alas yang pada waktu itu adalah bahagian dari Kesultanan Aceh Darussalam yang bisa saja mempengaruhi tradisi ini, dimana harapannya di dalam syair hampir sama kecuali di dalam situasi/keadaan berperang, wilayah Tanah Alas adalah daerah yang masih aman dan jauh dari serangan Belanda dikarenakan letak geografis dan medan yang sangat sulit di tempus, perang mulai menjalar di negeri T. Bedussamad ini sejak perang Gayo-Alas berkobar tahun 1904. benar atau tidaknya awal mula tradisi ini mari kita gali kembali jati diri kita, mohon maaf jika ada kesalahan.
berikut akan saya berikan syair dari tradisi anggun dodang!

Medem kau anak ku….
medem kau Segekhe, picek ken mate mu.
mejile pekhasaanku. laus pe amek mu nakku.
ghami belanje, ulang kau tangis anakku.

Medem kau anak ku….medem
segheghe kau nggedang, segekhe kau mbelin

kau anakku sayang.
laus Ame mu anak ku bahan ni sawah..
De mbelin kau pagi anak ku… pagi
aku sekhahken me kau pagi anak ku mace, sekolah…
Kau me pagi anak ku ken tulung bantu Ame Uan mu
De mate pagi aku anak ku, kau me pagi si do’e ken aku.

Artinya:
Tidurlah kau anakku.
tidur kau segera. tutupkan matamu.
senangnya perasaanku. pergi dulu ibumu anakku.
pergi belanja. jangan kau menangis anakku.

Tidurlah kau anak ku…. tidur
Cepatlah kau tinggi, cepatlah kau besar.
kau anakku sayang..

pergi Ibumu anakku mau bekerja di sawah.
Jika kelak engkau sudah besar anak ku… nanti
aku antarkan kau pergi mengaji, sekolah…
Kaulah kelak anak ku yang menolong dan membantu Ibu dan Ayahmu
Jika kelak aku mati anak ku, engkaulah yang nanti akan mendoakan aku.

Post a Comment for "Tradisi Anggun Dodang"