Asal-usul Kute Telaga Mekar dan Peristiwa Syahidnya Panglima Guru Leman (1906)


Sumur Telaga Mekar (C : Bang We Keruas)



AEFARLAVA (11 Februari 2016) Kampung Telaga Mekar atau masyarakat setempat (Suku Alas) biasa menyebutnya kute (Gampong, Nagari, atau kampung) Telage Mekhakh atau Lage Mekhakh adalah nama salah satu kute di Kecamatan Lawe Bulan, Kabupaten Aceh Tenggara, Propinsi Aceh. Berjarak sekitar 3 Km dari pusat kota Kutacane. Berbatasan dengan: Kute Lawe Rutung, Kute Bantil, Lawe Sagu Hilir, Kute Genting dan Pulonas Baru.

Konon dulunya Kute Telaga Mekar, merupakan hutan belantara dan termasuk ke dalam wilayah Bukit Barisan (Alas-Deleng Bakhisan), yang mana satu kelompok masyarakat Suku Alas yang bermarga Keruas, membuka hutan untuk dijadikan perkampungan dan persawahan. Mereka juga menggali sebuah sumur (telaga) untuk sumber air bagi perkampungan baru tersebut. Sumur itu mengeluarkan air yang melimpah, lalu sumur itu diperlebar hingga menyerupai kolam.

Di karenakan melimpah ruahnya air mengalir sepanjang tahun dari telaga ini tanpa mengenal pergantian musim, meskipun musim kemarau tiba yang menyebabkan sumur-sumur ataupun sungai-sungai kecil lainnya ikut kering, tetapi air yang keluar ditelaga ini tak kunjung kering juga hal inilah yang menjadi asal mula nama kute di daerah yang disebut Kute Telaga Mekar yang mempunyai artian “Telaga yang tak pernah kering”.

Kini, telaga tersebut terletak di depan Mesjid Al-Ihsan, dan dijadikan sebagai tempat mandi dan berwudhu.

Masjid Al-Ihsan (C : Bang we Keruas)


Kute Telaga Mekar tak hanya dikenal oleh orang Kutacane sebagai tempat ditemukannya sebuah telaga, lebih dari itu kampung ini juga mempunyai peranan atau kontribusi mengirimkan putra-putra terbaiknya dalam menghadapi para penjajah Belanda yang masuk ke Tanoh Alas pada tahun 1904 dalam perang Gayo-Alas dan juga menjadi saksi bisu keheroikkan pahlawan Tanoh Alas kala itu.

Salah satu peristiwa bersejarah yang terjadi di Telaga Mekar adalah gugurnya salah satu pahlawan Tanoh Alas, Panglima Guru Leman yang syahid pada tahun 1906, yang bersama dengan Panglima T. Raja Bedussamad (Syahid 1904) diajukan menjadi pahlawan Nasional Indonesia.

Konon, menurut cerita orang-orang tua dulu, Panglima Guru Leman mempunyai ilmu kebal dari senjata tajam maupun peluru dari Belanda, dan juga mampu hidup kembali.

Karena tergiur oleh hadiah yang diberikan oleh Belanda, salah satu anggota pasukkan dari Panglima Guru Leman berkhianat dan membeberkan kelemahan dari Panglima Guru Leman. Beliau terkena peluru timah berlapiskan emas tepat dijantungnya pada tahun 1906, beliau syahid seketika di kute Telaga Mekar.

oleh ketakutan pihak Belanda kala itu akan isu kemampuan Panglima Guru Leman hidup kembali, membuat Belanda mengambil kebijakan memisahkan kedua Badan P. Guru Leman menjadi dua bahagian, dan dimakamkan di dua tempat yang berbeda pula, itulah kenapa terjadi kebingguangan dimasyarakat dengan ditemukannya dua makam yang diklaim menjadi makam panglima Guru Leman, satu di Kute Telaga Mekar dan satu lagi berada di Kutacane, benar atau tidaknya kisah tersebut kembali lagi saya serahkan ke sudut pandang anda masing-masing dalam menyikapinya.
 

Sumber :
  1. http://bangwekeruas.blogspot.co.id/2011/11/asal-usul-nama-telaga-mekar.html
  2. https://tambeh.wordpress.com/2012/08/14/calon-pahlawan-nasional-asal-aceh-dirgahayu-kemerdekaan-ri-ke-67/
  3. https://www.google.com

Post a Comment for "Asal-usul Kute Telaga Mekar dan Peristiwa Syahidnya Panglima Guru Leman (1906)"