Tradisi di Kutacane Jelang Aidul Adha

Tradisi Masak Lemang di Kutacane

       KUTACANE (23 September 2015), Menyambut datangnya hari raya aidul adha, warga Kutacane memiliki tradisi yang unik yakni memasak lemang yang sudah menjadi tradisi turun temurun.

       Sama halnya di daerah Aceh pesisir pada umumnya, satu hari menjelang aidul adha melaksanakan yang namanya tradisi Meugang, dimana seorang lelaki Aceh yang sudah berkeluarga akan sangat malu jika tidak mampu membawa daging lembu bagi keluarganya. begitu juga di Aceh pedalaman, lebih kususnya di Kutacane, tradisi meugang juga sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakatnya. Namun, agak sedikit berbeda dengan di pesisir. Daging bukanlah salah satu tolak ukur dari kebanggaan keluarga di Lembah Alas (Kabupaten Aceh Tenggara). Ada alternatif lain, memasak Lemang adalah simbol dari kebanggaan di Tanoh Alas, biasanya besaran jumlah Lemang yang dimasakkan identik dengan strata sosial dari keluarga tersebut.

        Untuk memasak lemang, biasanya dilaksanakan bersama-sama anggota keluarga didepan rumah atau dibelakang rumah. Pulut yang sudah disiapkan, dimasukkan ke dalam bambu yang sebelumnya dilapisi menggunakan daun pisang muda dan diisi santan kelapa, setelah selesai maka Lemang diletakkan tegak berdiri di tungku masak dengan api dari kayu bakar, dengan lamanya pemasakkan bisa mencapai 2-3 jam.

         Memasak Lemang menjelang Aidul adha juga dikenal di masyarakat adat Tapanuli selatan dengan sebutan Sadari Mangalomang. namun, Lemang yang dimasak di Tapanuli selatan biasanya hanya dikonsumsi bagi kebutuhan anggota keluarga saja. Berbeda dengan yang terjadi di Kutacane, Lemang yang telah masak akan dibagikan ke tetangga, keluarga dekat bahkan jika masih banyak tersisa akan dibagikan juga ke keluarga jauh mereka, jadi lemang tidak hanya sekedar makanan khas menjelang aidul adha di kutacane. namun juga mampu mempererat tali silahturrahmi diantara keluarga maupun tetangga.

Post a Comment for "Tradisi di Kutacane Jelang Aidul Adha"