6 Negara Ini Mengakui Nenek Moyangnya Dari Jawa, Indonesia

Gadis Keturunan Jawa di Suriname
C: Hipwee

(Aefarlava) Tidak dapat kita pungkiri lagi bahwa Suku Jawa adalah suku bangsa terbesar yang ada di Indonesia, setidaknya dewasa ini 41.7% penduduk Indonesia adalah  bersuku Jawa. bahakan Jauh sebelum kemerdekaan Indonesia, oleh Kolonial Belanda pada tahun 1930 memberikan jumlah populasi Suku Jawa yang lebih fantastis lagi yakni 47.05% dari keseluruh populasi Hindia Belanda kala itu.

Namun, tahukah kamu? bahwa tak hanya di Indonesia saja, suku Jawa juga eksis di beberapa negara yang letaknya jauh berkilo-kilo meter dari Indonesia, mereka tetap eksis dari generasi ke generasi menduduki beberapa jabatan penting di negara tersebut dan telah diakui sebagai warga negara dan menjadi salah satu kearifan lokal di negara tersebut, lalu negara mana saja itu? berikut simak dibawah, duduk yang manis ;)

1. Singapura
Ternyata di negara Singapura ada sebuah tempat bernama ‘Kampong Jawa‘. Tempat ini terletak di tepi sungai Rochor. Kawasan ini adalah tempat pemukiman orang-orang Jawa dari Jawa Tengah. Orang-orang Jawa di daerah ini sudah ada sejak 1825. Mereka didatangkan untuk dipekerjakan sebagai buruh di kontruksi jalan, perkebunan, serta pembuatan rel kereta.

Hingga saat ini, orang-orang Jawa peranakan yang sudah menjadi warga negara Singapur tersebut dalam kesehariannya masih menggunakan bahasa Jawa. Selain ‘Kampong Jawa’, orang-orang berkebangsaan Singapur dari suku Jawa peranakan ini juga terdapat di Kallang Airport Estate, Singapura. Mereka hidup berdampingan dengan orang Melayu dan Cina.
2. Malaysia
Malaysia merupakan negara serumpun dengan Indonesia. Sebagian penduduknya adalah Rumpun Melayu. Keunikan Suku Jawa di Malaysia memiliki populasi yang cukup signifikan. Di beberapa wilayah seperti Johor dan Selanggor warga suku Jawa berjumlah sekitar 20% dari total penduduk yang ada di daerah tersebut.

Masyarakat Jawa yang berada di Malaysia saat ini merupakan suku Jawa generasi ketiga dan keempat. Walaupun masih menggunakan sebagian adat dan kebudayaan Jawa, mereka sudah dianggap Melayu pribumi yang sah sesuai undang-undang Malaysia. Hingga saat ini, masyarakat Jawa peranakan yang ada di wilayah tersebut, dalam kesehariannya masih menggunakan dialek bahasa Jawa. Bahkan adat istiadat Jawa pun masih melekat di kehidupan mereka.


Masyarakat Jawa yang berada di Malaysia saat ini merupakan suku Jawa generasi ketiga dan keempat. Walaupun masih menggunakan sebagian adat dan kebudayaan Jawa, mereka sudah dianggap Melayu pribumi yang sah sesuai undang-undang Malaysia. Hingga saat ini, masyarakat Jawa peranakan yang ada di wilayah tersebut, dalam kesehariannya masih menggunakan dialek bahasa Jawa. Bahkan adat istiadat Jawa pun masih melekat di kehidupan mereka.
3. Belanda
Banyak orang Belanda yang tertarik dengan kebudayaan serta sastra Jawa. Belanda sendiri merupakan bekas negara penjajah Jawa ternyata memiliki gudang orang yang mempunyai minat khusus terhadap bahasa serta kebudayaan Jawa.

Universiteit Leiden, merupakan universitas tertua di Belanda yang didirikan 1575. Universitas yang didirikan Pangeran Willem van Oranje ini merupakan tempat dari sekitar 17 ribu mahasiswa menimba ilmu tentang kebudayaan dan juga bahasa Jawa. di Universiteit Leiden kita bisa melihat naskah-naskah kuno mengunakan huruf Jawa atau sastra Jawa kontemporer yang masih terawat.
4. Kepulauan Cocos (Australia)
Kepulauan Cocos adalah sebuah daerah yang berada di wilayah teritorial Australia. Mayoritas penduduk di pulau ini adalah orang Melayu sehingga dikehidupan sehari-hari mereka menggunakan bahasa Melayu. Dari keselurahn orang Melayu yang berada di negara ini, tidak sedikit dari mereka yang berasal dari etnis Jawa.
Orang Jawa yang berada di kepulauan ini berasal dari keturunan para pekerja yang didatangkan oleh Inggris dari Pulau Jawa pada masa abad ke-19. Keturunan dari Jawa yang berada di negara ini masih memegang kebudayaan Jawa, bahkan banyak dari mereka yang menggunakan bahasa Jawa sebagai bagian dari bahasa sehari-hari. Oleh karena itu tidak heran bila Australia pernah menjadikan gambar wayang kulit sebagai gambar perangko nasional Australia.
Banyak wayang-wayang di Pulau Cocos ini dibuat dengan menggunakan bahan kulit yang berasal dari kulit ikan hiu yang sudah di keringkan. Saat ini kepulauan Cocos menjadi salah satu destinasi wisata yang diminati di Australia dengan ciri khas suasana islami yang amat kental.

Kepulauan Cocos tak hanya terkait dengan Indonesia dan Australia, tapi juga dengan Sri Lanka. Kepulauan Cocos adalah saksi perlawanan pro-kemerdekaan Sri Lanka. Di mana seorang Katolik Sri Lanka bernama Gratien Fernando (1915-1942)—kopral di garnisun artileri—bersama para prajurit sebangsanya, menurut James Hartfield dalam Unpatriotic History of the Second World War (2012), berontak pada 8 Mei 1942 (hlm. 261-262).

Mereka hendak melumpuhkan penguasa pulau dan mengontak Jepang agar menghancurkan basis Inggris di Pulau Horsburgh. Pemberontakan yang dipengaruhi kelompok nasionalis Sri Lanka itu gagal. Fernando, bersama prajurit Benny da Silva dan prajurit Carlo Gander, akhirnya dieksekusi mati di Penjara Welikada pada 4 Agustus 1942.



5. New Caledonia (Utara dari Selandia Baru)
Kaledonia Baru atau New Caledonia memang masih asing di telinga sebagian besar orang Indonesia. Letaknya di sebelah timur Benua Australia, berada di sisi selatan Samudera Pasifik dan sebelah utara Selandia Baru. Jika menggunakan pesawat, dibutuhkan waktu tempuh 3 jam dari Sydney. Jika ditarik garis lurus antara Jakarta dan Noumea, ibukota Kaledonia Baru, terbentang jarak sekitar 6600an kilometer.

Pada 1853, pemerintah Prancis mengambil alih wilayah tersebut dari pihak Kerajaan Inggris. Prancis kemudian mendatangkan penduduk Eropa guna mengeksplorasi sumber daya alam di sana. Kini, Kaledonia Baru berstatus wilayah dengan hak otonomi khusus dalam Republik Prancis. 

Ketika Prancis mengirim orang Eropa untuk mengeksplorasi sumber daya alam di Kaledonia Baru, hampir bersamaan mereka juga mendatangkan pekerja asing ke wilayah tersebut. Salah satunya dari Jawa. Pengiriman buruh itu terjadi dalam beberapa tahap.

Pengiriman pertama tercatat sebanyak 170 orang pekerja pada 16 Februari 1896. Hari itu kemudian diperingati sebagai hari pertama orang Jawa menginjakkan kaki di Kaledonia Baru. Pengiriman pekerja itu dilakukan atas dasar kesepakatan Prancis-Belanda.

Pada periode berikutnya, antara 1933 hingga 1939, sekitar lebih dari 7.800 pekerja asal Hindia Belanda kembali dikirim ke sana. Para pekerja tersebut datang dengan status kontrak selama lima tahun dan dipekerjakan di kawasan perkebunan, pertambangan dan juga rumah tangga.

Berdasarkan laporan dari Konsulat Jenderal Indonesia di Kaledonia Baru, sepanjang 1896 hingga 1949, pengiriman pekerja dari Jawa mencapai sekitar 19.510 orang. Jumlah yang sangat besar tersebut diangkut menggunakan sekitar 87 kapal. 

Pada akhir 1969 hingga awal 1970 tersebut, lebih dari seribu orang Indonesia datang ke sana khususnya untuk membangun jembatan Nera di Cote Ouest, jembatan di Cote Est dan menara St. Quentin di Magenta. 

Hingga saat ini tercatat lebih dari 7000 orang penduduk Kaledonia Baru merupakan keturunan Jawa. Namun yang masih mengaku sebagai keturunan Indonesia hanya sekitar 3,851 orang. Sementara sisanya mengaku sebagai orang Kaledonia. Selain itu, terdapat sekitar 355 orang yang tercatat sebagai warga negara Indonesia di wilayah tersebut. 

Mereka mencapai 2,5 persen dari total populasi di wilayah tersebut. Bahasa Jawa ngoko diketahui menjadi bahasa sehari-hari hingga generasi ke-empat pada masa kini, yang kemudian dilanjutkan dengan penyebaran Bahasa Indonesia sejak dekade 1970-an. 

Eksistensi penduduk keturunan Jawa di wilayah tersebut dapat dilihat dari adanya pengakuan terhadap warisan bangsa Indonesia dengan didirikannya tugu peringatan 100 tahun kedatangan orang Indonesia di daerah Vallon du Gaz, Baei de l’Orphelinat (1996) dan di kota-kota lainnya seperti La Foa, Farno, Bourail, dan Kone. Tugu peringatan itu dibangun oleh pemerintah setempat. 

6. Suriname (Amerika Selatan)
Republik Suriname, dulu bernama Guyana Belanda atau Guiana Belanda adalah sebuah negara di Amerika Selatan dan merupakan bekas jajahan Belanda. Negara ini berbatasan dengan Guyana Perancis di timur dan Guyana di barat. Negara ini adalah negara bekas jajahan Belanda. Ketika zaman penjajahan Belanda dulu banyak suku Jawa yang dipaksa bekerja oleh Belanda dan dikirim ke negara ini. Ketika masa penjajahan selesai suku Jawa Suriname memilih menetap.

Negara terakhir yang kita bahas ini adalah mungkin negara dengan jumlah populasi suku Jawa terbesar yang ada di luar Indonesia sekarang ini. Diperkirakan sekitar 75.000 orang Jawa yang tinggal dan menjadi warga negara Suriname. Jadi tak heran, jika dalam kesehariannya warga negara Suriname ini berdialog menggunakan bahasa Jawa. Seni dan budaya Jawa di negara ini pun tumbuh subur. Bahkan, tak jarang, artis-artis Jawa dari Indonesia seperti Didi Kempot, Sony Josz, dan Mantoes sering dipanggil untuk acara konser di negeri itu. Termasuk pada dalang wayang kulis seperti Ki Mantep Soedarsono juga sering pentas wayang di negara tersebut.

Mengutip jurnal ilmiah Julia Martınez dan Adrian Vickers berjudul Indonesians Overseas: Deep Histories and The View from Below, kakek-nenek para diaspora Jawa di Suriname merupakan budak yang dipekerjakan di wilayah jajahan Belanda tersebut. Mereka dikapalkan secara bergilir mulai tahun 1890-an. Sebagian besar dari mereka adalah kuli kontrak buta huruf yang tak punya pilihan. Akhirnya, mereka bekerja di perkebunan gula atau perkayuan. Selama kurun waktu 1890 hingga 1939, sebanyak 33 ribu orang Jawa dikapalkan ke Suriname sebagai calon kuli perkebunan. Mereka menggantikan kuli asal India yang dianggap banyak ulah. Generasi pertama Jawa di Suriname sebenarnya dijanjikan akan dikembalikan ke kampung halaman mereka. Namun dari 33 ribu yang di berangkatkan hanya 8.000 orang yang kembali di Jawa. Sisanya menetap di Guyana, beranak pinak, dan menjadi warga negara Suriname setelah negeri itu merdeka tahun 1975.Oke bagaimana menarik bukan? terimakasih telah mampir di blog abal-abal saya ini, semoga bermanfaat dan jangan lupa komen dan like iklannya, agar saya lebih semangat lagi buat kontennya terimakasih Wassalam :)

Sumber : 
https://www.kabarrantau.com/masyarakat-di-7-negara-ini-yang-menggunakan-bahasa-jawa/
https://tirto.id/orang-orang-jawa-di-kaledonia-cpef
https://tirto.id/orang-orang-jawa-di-suriname-b1Cq
https://tirto.id/kepulauan-cocos-tempatnya-muslim-australia-amp-keluarga-clunies-ross-cAtj
https://id.wikipedia.org/wiki/Jawa-Suriname
https://kumparan.com/@kumparannews/jawa-di-suriname-budak-memberontak-jadi-tuan-di-rantau

Post a Comment for "6 Negara Ini Mengakui Nenek Moyangnya Dari Jawa, Indonesia"