Tradisi Jagai


"Pemberian Acar Pada si Bujang dalam adat Alas"


      Kutacane (18/10/2014) Jagai adalah salah satu adat yang termasuk ke dalam Pekojeken (acara Pernikahan dan sunat Rasul) dalam adat suku Alas, maksud dari kata "Jagai" adalah menjagai mempelai wanita (si Bujang) sebelum dua hari akad nikahnya di berlangsungkan.

dalam dua hari sebelum akad nikah berlangsung calon mempelai wanita (Si Bujang) dan mempelai lelaki (Si Belaghak) akan duduk bersimpuh di depan pintu rumah di mana pada saat itu para tamu,tetangga, saudara akan berdatangan dengan sembari menaburkan beras di kepala kedua calon mempelai wanita dengan maksud memberikan restu akan pernikahan mereka lusa.

"Penaburan Beras pada saat Jagai di dalam Pekojeken"

Setelah penaburan beras telah selesai dan para tamu,tetangga, dan saudara telah berdatangan maka diadakanlah yang namanya makan bersama (makan besar) dimana para tamu dan saudara akan duduk diatas bantal berjejer memanjang dan saling berhadapan satu sama lain sama seperti makan besar Pemamanen.

setelah acara makan besar usai barulah diadakan yang namanya pemberian acar/inai sama halnya di Minangkabau ada yang namanya Malam Bainai  di mana anak daro (Mempelai wanita) di beri acar/inai satu malam sebelum baralek gadang (Pernikahan), dengan maksud dulunya untuk menjaga anak daro dari mara bahaya dan juga berfungsi warna merah pada kuku-kukunya menjadi tanda kepada orang-orang lain bahwa ia sudah berumah tangga sehingga bebas dari gunjingan kalau ia pergi berdua dengan suaminya kemana saja kelak. dalam Malam Bainai acar/inai yang diberikan harus lah berupa jumlah ganjil maximal sembilan jari, Menurut tradisi di kampung dulu, kesempatan pada acara bainai ini setiap orang tua yang diminta untuk melekatkan inai ke jari calon anak daro setelah selesai biasanya mereka berbisik ke telinga anak daro. Bisikan-bisikan itu bisa berlangsung lama, bisa sangat singkat.

Maksudnya mungkin untuk memberikan nasehat-nasehat yang sangat rahasia mengenai kehidupan berumahtangga, atau bisa juga hanya sekedar seloroh untuk membuat si calon anak daro tidak cemberut saja dihadapan orang ramai.

 Sama Halnya dalam jagai tetapi dalam adat Jagai jari tangan yang diinai boleh semuanya seluruh tangan dan siapa saja boleh menginaikannya.!


Refrensi :
  1. Intan Mahaly
  2. Aulia Azhar

Post a Comment for "Tradisi Jagai"